BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini kita tahu bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia sangatlah pesat, dan pengetahuan yang ada saat ini
merupakan hasil dari proses filsafat. Filsafat sendiri menurut N. Driyarkara
adalah permenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab “ada” dan
“berbuat” permenungan tentang kenyataan yangg sedalam-dalamnya, sampai
“mengapa” yang “penghabisan”. Dari pengertiannya saja kigta dapat lihat bahwa
filsafat didasari dari sifat-sifat manusia antara lain ialah merasa heran, merasa sangsi (ragu-ragu), kesadaran atas keterbatasannya dan manusia
merasa kagum pada alam semesta dan isinya.
Dalam filsafat kita juga mengenai istilah
ontology yang mana ontology ialah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip
yang paling dasar atau paling dalam dari suatu yang ada. Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu
entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas
kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan
proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada
bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Dalam
ontology ada bebrapa hal yang di bahas antaralain ialah metafisika, asumsi dan
peluang.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang
penulis tulis di atas, penulis menyimpulkan beberapa permasalahan yang akan
dibahas dalam bab II selanjutnya ialah:
1. Apa pengertian
ontology itu sendiri?
2. Apa yang
dimaksud dengan metafisika, asumsi dan peluang?
BAB II
ONTOLOGI
A. Pengertian
Ontologi
Rudolf Goclenius pada tahun 1963 M
ialah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ontologi. Kata ontologi
sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Ontos yang artinya
ada dan kata Logos yang artinya ilmu. Jadi ontologi ialah ilmu yang ada.
Sedangkan secara istilah ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan reality baik bentuk jasmani
atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Selain dilihat dari segi kata dan istilahnya, banyak juga dari para ahli
yang mengemukan pendapatnya mengenai pengertian ontologi antara lain sebagai
berikut:
a) Menurut Pandangan The Liang Gie
Ontologi
adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi
yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan :
Ø Apakah artinya ada, hal ada?
Ø Apakah golongan-golongan dari hal yang
ada?
Ø Apakah
sifat dasar kenyataan dan hal ada?
Ø Apakah cara-cara yang berbeda dalam
mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek
fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada?
b)
Menurut Suriasumantri (1985)
|
Ontologi
membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu,
atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah
ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
Ø Apakah
obyek ilmu yang akan ditelaah?
Ø Bagaimana
wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Ø Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,
merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
|
c) Menurut
Soetriono & Hanafie (2007)
Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang
lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal
dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari
obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu
yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan
alam kenyataan dan keberadaan.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli diatas
mengenai pengertian ontologi ialah bagian dari filsafat dasar yang membahas
mengenai hakikat apa yang akan dikaji, seberapa jauh kita mengkaji atau dengan
kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
B. Metafisika
Dari
bahasa Yunani kata metafisika berasal dari kata (meta) yang artinya “setelah
atau di balik” dan (phúsika) yang artinya “hal-hal di alam”. Metafisika sendiri
adalah cabang filsafat yang mempelajari
penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi
keberadaan atau realitas.
Pembahasan
ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Mengapa ontologi
terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, sedangkan metafisika
menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya?. Bidang
metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk
pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam
ini. Tafsiran terhadap alam ini pun terdapat beberapa antara lain:
a) Supernaturalisme, di
alam terdapat wujud-wujud gaib (supernatural) dan ujud ini bersifat lebih
tinggi atau lebih berkuasa dibandingkan dengan alam yang nyata.
b) Naturalisme,
gejala-gejala alam yang ada tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib.
Melainkanoleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.
C. Asumsi
Asumsi merupakan suatu hal yang
penting dalam setiap ilmu. Pasalnya asumsi dapat dikatakan merupakan latar
belakang intelektal suatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula sebagai
merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk
menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Setelah melihat pengertian diatas mengenai
asumsi kita dapat mengetahui bahwa hipotesis merupakan sebuah asumsi. Jika kita
lihat ke belakang (sebelum dilakukan penelitian atau percobaan) maka hipotesis
merupakan asumsi dan Jika kita lihat ke depan (setelah dilakukan percobaan) maka
hipotesis merupakan sebuah kesimpulan.
Dengan demikian, asumsi menjadi hal yang
penting dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan menggunakan asumsi akan
berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan. Asumsi yang benar akan
menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan kesimpulan dari hasil pengujian
hipotesis. Selanin itu adad beberapa karakteristik asumsi antara lain
determinasik, pilihan bebas dan probabilistik.
D. Peluang
Seperti
yang telah dibahas sebelumnya bahwa ontologi ialah bagian dari filsafat dasar
yang membahas mengenai hakikat apa yang akan dikaji, seberapa jauh kita
mengkaji atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
Dari pengkajian hal tersebut tentunya akan
menghasilkan ilmu pengetahuan. Yang mana kita tahu bahwa dasar teori keilmuan
di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai satu kejadian,
hanya kesimpulan yang probabilistik. Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar
pengambilan keputusan di mana didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang
bersifat relatif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari materi yang telah di bahas
sebelumnya di BAB II, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Kata ontologi
sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Ontos yang artinya
ada dan kata Logos yang artinya ilmu. Jadi ontologi ialah ilmu yang ada.
Sedangkan secara istilah ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada yang merupakan reality baik bentuk jasmani atau
kongkrit maupun rohani atau abstrak.
2.
ontologi
ialah bagian dari filsafat dasar yang membahas mengenai hakikat apa yang akan
dikaji, seberapa jauh kita mengkaji atau dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tentang ada.
3.
Bidang metafisika merupakan tempat
berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika
berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam ini. Tafsiran terhadap alam ini
pun terdapat beberapa antara lain Supernaturalisme dan naturalisme
4. Asumsi
merupakan suatu hal yang penting dalam setiap ilmu. Pasalnya asumsi dapat
dikatakan merupakan latar belakang intelektal suatu jalur pemikiran. Asumsi
dapat diartikan pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa
penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
5. dasar
teori keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai
satu kejadian, hanya kesimpulan yang probabilistik. Ilmu memberikan pengetahuan
sebagai dasar pengambilan keputusan di mana didasarkan pada penafsiran kesimpulan
ilmiah yang bersifat relatif.